Minggu, 19 Juli 2020

Kemurnian HATI - Part 6


"Menggunakan Kesempatan"
Oleh: Ps. Sefnat JD. Lobwaer

Matius 22:35-36 (TB)
35 dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
36 "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"

Tidak ada yang salah bagi seseorang yang ingin menanyakan sesuatu, ada nasihat (pepatah) mengaatakan bahwa: malu bertanya, sesat di jalan. Maka untuk tidak tersesat, bertanyalah;
Namun yang salah dalam sebuah pertanyaan adalah MOTIVASI di balik pertanyaan tersebut.

Motivasi di balik pertanyaan orang Farisi:
Matius 22:34 (TB)  Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
  1. Ingin terlihat lebih PINTAR dari yang kelompok lain.
Orang Farisi mengetahui dari apa yang mereka dengar (bukan melihat) bahwa orang-orang Saduki telah dibungkamkan oleh YESUS dalam menjawab pertanyaan mereka.

Orang Saduki adalah rival orang Farisi dalam kehidupan sosial bangsa Yahudi (Israel) pada masa itu, sehingga mengetahui bahwa rivalnya sudah dibungkamkan, inilah kesempatannya untuk menunjukan kepada masyarakat umum, merekalah yang lebih berhikmat, lebih pintar dan dengan harapan pertanyaan mereka bisa membuat YESUS terlihat "bodoh" di hadapan mereka dan orang banyak.

Matius 22:35 (TB)  dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
  1. Keinginan untuk MENCOBAI.
Ada orang-orang tertentu yang suka mengajukan sebuah pertanyaan, bukan untuk mendapatkan jawaban yang mencerahkan tetapi untuk mencobai.

Sebagai seorang yang mendapatkan kesempatan melatih banyak orang dalam kegiatan-kegiatan pelatihan maupun seminar dan workshop, terkadang menemukan pribadi-pribadi seperti orang Farisi dalam kisah ini.
Tujuan pertanyaannya adalah untuk MENCOBAI bukan untuk mendalami sesuatu yang belum diketahui.

Orang Farisi dalam tatanan kehidupan beragama pada masa itu mendapat julukan sebagai AHLI TAURAT.
Ahli dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia:
  • Orang yang mahir, menguasai, paham sekali dalam suatu ilmu, orang yang memiliki kemampuan menelaah, menganalisa, menginterpretasi suatu ilmu.
  • Sangat mendalam dalam suatu ilmu.
Menilik dari arti kata ahli dalam KBBI dan mendudukannya pada predikat yang disandang oleh orang Farisi, maka sungguh menggelikan hati jika mereka tidak tahu "hukum manakan yang terutama dalam hukum taurat"

Matius 22:36 (TB)  "Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
  1. Merendahkan
Kata awal yang dipakai adalah "Guru"
Penggunaan kata ini, bukan karena Orang Farisi menghargai posisi YESUS yang telah terbukti mengajar dengan baik kepada banyak orang dan sangat mencerahkan.

Terkadang dalam mengajukan pertanyaan, orang-orang tertentu menggunakan kata bermakna antonim.
Sapaan awal mereka sangat kontradiksi dengan motivasi pertanyaan mereka yang ingin mencobai YESUS.

Dalam ilmu konseling ada yang namanya perilaku non verbal "paralinguistis"
Di mana seorang klien mengungkapkan sesuatu dengan perpaduan verbal dan non verbal sehingga memiliki arti dan makna yang berbeda dari kata-kata yang terucapkan.

Kesimpulan.
  1. Tidak ada seorangpun dilarang untuk bertanya.
  2. Yang salah dalam bertanya adalah MOTIVASI PENYERTA di balik pertanyaan tersebut.

Dalam ayat-ayat selanjutnya, adalah JAWABAN YESUS.
Jawaban Yesus terhadap pertanyaan yang mencobai, mengajarkan kepada kita tentang KEMURNIAN HATI dalam mengajar.
Jawaban-jawaban yang kita berikan seharusnya MENCERAHKAN, bukan MENJATUHKAN, MEMOJOKAN apalagi MENYALAHKAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berjalan bersama TUHAN - Part 7

Menjadi Manusia BARU Efesua 4 : 17 - 32 Oleh : Ps. Sefnat JD. Lobwaer. Kehidupan yang diberikan oleh TUHAN YESUS sebagai anugerah bagi manus...