"Menggunakan Kesempatan"
Oleh: Ps. Sefnat JD. Lobwaer
Matius
22:35-36 (TB)
35 dan
seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:
36
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"
Tidak ada
yang salah bagi seseorang yang ingin menanyakan sesuatu, ada nasihat (pepatah)
mengaatakan bahwa: malu bertanya, sesat di
jalan. Maka untuk tidak tersesat, bertanyalah;
Namun yang
salah dalam sebuah pertanyaan adalah MOTIVASI di balik pertanyaan tersebut.
Motivasi di
balik pertanyaan orang Farisi:
Matius 22:34 (TB) Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa
Yesus telah membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka
- Ingin terlihat lebih PINTAR dari yang kelompok lain.
Orang Farisi mengetahui dari apa yang mereka dengar (bukan melihat)
bahwa orang-orang Saduki telah dibungkamkan oleh YESUS dalam menjawab
pertanyaan mereka.
Orang Saduki
adalah rival orang Farisi dalam kehidupan sosial bangsa Yahudi (Israel) pada
masa itu, sehingga mengetahui bahwa rivalnya sudah dibungkamkan, inilah
kesempatannya untuk menunjukan kepada masyarakat umum, merekalah yang lebih
berhikmat, lebih pintar dan dengan harapan pertanyaan mereka bisa membuat YESUS terlihat "bodoh" di
hadapan mereka dan orang banyak.
Matius 22:35 (TB) dan seorang dari mereka, seorang ahli Taurat,
bertanya untuk mencobai Dia:
- Keinginan untuk MENCOBAI.
Ada orang-orang tertentu yang suka mengajukan sebuah pertanyaan, bukan
untuk mendapatkan jawaban yang mencerahkan tetapi untuk mencobai.
Sebagai
seorang yang mendapatkan kesempatan melatih banyak orang dalam
kegiatan-kegiatan pelatihan maupun seminar dan workshop, terkadang menemukan
pribadi-pribadi seperti orang Farisi dalam kisah ini.
Tujuan
pertanyaannya adalah untuk MENCOBAI bukan untuk mendalami sesuatu yang belum
diketahui.
Orang Farisi
dalam tatanan kehidupan beragama pada masa itu mendapat julukan sebagai AHLI TAURAT.
Ahli dalam
Kamus Besar Bahasa Indonesia:
- Orang yang mahir, menguasai, paham sekali dalam suatu ilmu, orang yang memiliki kemampuan menelaah, menganalisa, menginterpretasi suatu ilmu.
- Sangat mendalam dalam suatu ilmu.
Menilik dari
arti kata ahli dalam KBBI dan mendudukannya pada predikat yang disandang oleh
orang Farisi, maka sungguh menggelikan hati jika mereka tidak tahu "hukum manakan yang terutama dalam hukum
taurat"
Matius 22:36 (TB) "Guru, hukum manakah yang terutama dalam
hukum Taurat?"
- Merendahkan
Kata awal yang dipakai adalah "Guru"
Penggunaan kata ini, bukan karena Orang Farisi menghargai posisi YESUS
yang telah terbukti mengajar dengan baik kepada banyak orang dan sangat
mencerahkan.
Terkadang
dalam mengajukan pertanyaan, orang-orang tertentu menggunakan kata bermakna
antonim.
Sapaan awal
mereka sangat kontradiksi dengan motivasi pertanyaan mereka yang ingin mencobai
YESUS.
Dalam ilmu
konseling ada yang namanya perilaku non verbal "paralinguistis"
Di mana
seorang klien mengungkapkan sesuatu dengan perpaduan verbal dan non verbal
sehingga memiliki arti dan makna yang berbeda dari kata-kata yang terucapkan.
Kesimpulan.
- Tidak ada seorangpun dilarang untuk bertanya.
- Yang salah dalam bertanya adalah MOTIVASI PENYERTA di balik pertanyaan tersebut.
Dalam
ayat-ayat selanjutnya, adalah JAWABAN YESUS.
Jawaban Yesus terhadap pertanyaan yang mencobai,
mengajarkan kepada kita tentang KEMURNIAN HATI dalam mengajar.
Jawaban-jawaban yang kita berikan seharusnya
MENCERAHKAN, bukan MENJATUHKAN, MEMOJOKAN apalagi MENYALAHKAN.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar