Rabu, 17 Mei 2017

SUNGAI LOBWAER


Sungai Lobwaer di masa lalu berada di Wilayah Kerajaan LOBWAER namun kini berada di wilayah pemerintahan Desa Ad Ohoivit Mel ohoiru, Kecamatan Kei Besar Utara barat Kabupaten Maluku Tenggara - Maluku.

Kerajaan Lobwaer, adalah salah satu kerajaan tertua sebelum ada hukum Lawur Ngabal di Kepulauan Kei, berada di sebelah barat Pulau Kei Besar.
Raja terakhir dari Kerajaan Lobwaer adalah LAKES LOBWAER dengan Panglima Perangnya (NAKLOACH di baca Makloar) bernama YOWA TAYANAN.

Raja LAKES memiliki 7 orang anak, yakni:
1.      Yeusachbay
2.      Nech Namsaik
3.      Tef Neut
4.      Malaekat Nacha
5.      Falot Maan
6.      Tahnot Wechmatan
7.      Wachzeb Loban

Wachzeb Loban meninggal dan kuburannya di Laut Lobwaer, dan telah menjadi batu, batu tersebut sampai saat ini masih ada.
Raja Lakes meninggal dan dikuburkan di atas batu, dekat Pintu masuk Sungai Lobwaer (Hoat Lobwaer) di tepi Pantai bersama-sama dengan Mekloach (Panglima Perangnya. Yowa Tayanan.

Kuburan Raja Lakes bernama VAUT TAFUAN dan menjadi bukti bagi anak cucu sampai dengan saat ini.
Pusat pemerintahan Kerajaan Lobwaer berada di atas Gunung, dan terkadang bekas peninggalannya ditemukan oleh orang-orang tertentu.

Bekas peninggalan Kerajaan Lobwaer:
1.      Kuli Bia yang berfungsi untuk mengumpulkan masyarakat dengan cara ditiup.
2.      Batu Asah, berada ditengah kampong berfungsi sebagai pengasah alat perang.
3.      Kuburan Raja Lakes Lobwaer bersama Panglimanya
4.      Sumur.

Sungai Lobwaer adalah salah satu bagian dari keindahan Kerajaan Lobwaer dan menjadi tempat peristirahatan saat melaut. Dan setiap bagian dari sungai Lobwaer memiliki nama. Sungai ini tidak bisa terlihat dari Laut karena tersembunyi. Untuk masuk ke sungai ini, maka kita akan melewati Pintu Sungai yang bernama FID SOCHNGAI (Bahasa Indonesi – PINTU SURGA). Dinamakan Pintu Surga, karena tempat ini menjadi tempat perteduhan di saat musim angin dan badai, karena daerah ini terkenal dengan angin dan gelombang yang besar di musim angin/musim barat.

Saat masuk, batu di sebelah kiri pintu bernama FADO dan sebelah kanan bernama FADA. Bagian dalam sungai di beri nama HOLAT KAWUNEN yang berarti sungai TERSEMBUNYI.
Holat Kawunen memiliki bagian-bagian; ada yang dangkal dan ada yang sangat dalam. Bagian yang dalam dari Holat Kawunen ini hidup ikan besar dan menurut cerita dari orang tua kami bahwa di laut biru itu hidup ikan KACHEN TEIN (Napoleon).

Keunikan lain dari Holat Kawunen adalah pada bagian bawah laut FADA ada mata air tawar (air tawar dalam laut) yang menjadi sumber mata air dan ada goa tersembunyi di dalam sungai Lobwaer.

Di samping air tawar di dalam laut, ada mata air tawar di atas gunung yang kini menjadi sumber air bersih bagi masyarakat Waer Rat. Nama mata air ini adalah Vil NAIL.











Dalam peta yang dibuat oleh Belanda pada tahun 1929, dan digunakan oleh TNI AL, maka nama Lobwaer tertera di dalamnya, yang oleh orang Belanda di sebut LOBWAIR
Sumber data: di Petakan oleh HIDROGARFI BELANDA thn 1927 – 1930 dan hasil survey Tual tahun 1981 dan diperbaharui oleh Dinas HIDRO OSEANOGRAFI tahun 1994.

Sebelum memasuki Sungai Lobwaer, ada pantai dengan pasir putih, menjadi daya terik tersendiri dan merupakan bagian yang datar sehingga menjadi tempat peristirahatan yang menyenangkan sambil memandang laut.

Di luar Sungai Lobwaer (laut depan kampung Waer Rat) ada batu yang bagian tengahnya berlubang menambah keindahan kerajaan Lobwaer di masa lampau.


Dari Raja Lakes Lobwaer (Raja Terakhir) sampai dengan keturunan saat ini (Yohanes E. C. Lobwaer bersama adik-adiknya) adalah Generasi ke 14.

Berjalan bersama TUHAN - Part 7

Menjadi Manusia BARU Efesua 4 : 17 - 32 Oleh : Ps. Sefnat JD. Lobwaer. Kehidupan yang diberikan oleh TUHAN YESUS sebagai anugerah bagi manus...