Nilai Kemurnian HATI
Oleh: Ps. Sefnat JD. Lobwaer
Kisah Para Rasul 24:14-16 (TB)
¹⁴Tetapi aku
mengakui kepadamu, bahwa aku berbakti kepada Allah nenek moyang kami dengan
menganut Jalan Tuhan, yaitu Jalan yang mereka sebut sekte. Aku percaya kepada
segala sesuatu yang ada tertulis dalam hukum Taurat dan dalam kitab nabi-nabi.
¹⁵Aku menaruh
pengharapan kepada Allah, sama seperti mereka juga, bahwa akan ada kebangkitan
semua orang mati, baik orang-orang yang benar maupun orang-orang yang tidak
benar.
¹⁶Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup dengan
hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
Pola hidup
yang seharusnya diperlihatkan oleh setiap orang percaya yakni HIDUP dengan HATI
NURANI yang MURNI.
Hal ini
berkaitan dengan nama baik seseorang yang akan ditinggalkan sebagai jejak
kehidupan.
Orang yang
menjadikan KEMURNIAN HATI sebagai pagar kehidupan adalah orang yang telah
berdamai dengan dirinya.
4 CIRI penilaian pribadi,
apakah kita sedang menjaga kemurnian hati kita:
♳
Tidak mencari
KEUNTUNGAN PRIBADI
Lukas 3:13-14 (TB)
13 Jawabnya: "Jangan
menagih lebih banyak dari pada yang telah ditentukan bagimu."
14 Dan prajurit-prajurit
bertanya juga kepadanya: "Dan kami, apakah yang harus kami perbuat?"
Jawab Yohanes kepada mereka: "Jangan merampas dan jangan memeras dan
cukupkanlah dirimu dengan gajimu."
Mencukupkan
diri dengan apa yang menjadi hak kita, adalah pola hidup kekristenan yang akan
menjauhkan kita dari IRI HATI yang merupakan PINTU MASUK untuk seseorang
MENGHALALKAN SEGALA CARA.
Ibrani 13:5 (TB) Janganlah kamu menjadi hamba uang dan
cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman:
"Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak
akan meninggalkan engkau."
♴
Tidak mencari
POPULARITAS PRIBADI.
Kolose 3:23 (TB) Apa pun juga yang kamu perbuat, perbuatlah
dengan segenap hatimu seperti untuk
Tuhan dan bukan untuk manusia.
Karena fokus
kita adalah TUHAN, maka yang kita kerjakan bukan untuk mencari pengakuan
manusia tetapi untuk menyenangkan hati TUHAN.
Kita diajarkan
untuk menjadi PELAYAN bukan menjadi TUAN
Matius 23:11 (TB) Barangsiapa terbesar di antara kamu,
hendaklah ia menjadi pelayanmu.
♵
Tidak MEMANDANG MUKA
Yakobus 2:9 (TB) Tetapi, jikalau kamu memandang muka, kamu
berbuat dosa, dan oleh hukum itu menjadi nyata, bahwa kamu melakukan
pelanggaran.
Orang yang
menjaga kemurnian hatinya, tidak pernah melakukan kehinaan bagi orang lain,
tetapi melihat orang lain sebagai GAMBAR dan RUPA ALLAH.
Memperlakukan
semua orang sama, termasuk terhadap orang-orang yang menyakitinya.
Memperlakukan
setiap orang sama adalah cara terbaik kita menjaga motivasi kehidupan sosial
kita.
Matius 7:12 (TB) "Segala
sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian
juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi.
♶
Tidak takut untuk
diKOREKSI
Kisah Simei mengutuki Daud (2 Samuel 16 : 5 - 14)
Jangan pernah
menganggap kita terlalu besar dan berkuasa sehingga tidak bisa dikoreksi.
Salah satu
cara menjaga kemurnian hati adalah membuka diri untuk dikoreksi baik kinerja
maupun kehidupan.
Tetapi
kehidupan kita bukan berpusat pada APA KATA ORANG tetapi berpusat pada APA KATA
FIRMAN TUHAN tentang kita dan bagaimana kita hidup.
☞ Kisah Para Rasul 24:16 (TB) Sebab itu aku senantiasa berusaha untuk hidup
dengan hati nurani yang murni di hadapan Allah dan manusia.
Mari kita
senantiasa berusaha menjaga kemurnian hati kita di hadapan manusia maupun TUHAN
☞ Pengkhotbah 7:1a (TB)
Nama yang harum lebih baik dari pada minyak yang mahal, ......
Harta terbesar
yang akan kita tinggalkan sebagai keteladanan hidup adalah jejak kemurnian hati
kita.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar