Selasa, 30 Desember 2014

Aku kira aku kuat

Tepatnya tanggal 12 Juli 2009, aku kehilangan orang yang sangat berharga dalam hidupku, Pria yang memberikan keteladanan hidup yang menperlihatkan Gambaran Bapa disorga dalam kehidupan kesehariannya.
Orang yang dalam perjalanan hidup menerapkan sebuah prinsip kehidupan yang begitu mempengaruhi tatanan kehidupan masyrakat yang Tuhan percayakan kepadanya.
Prinsip “Jangan pernah menuntut hak, tetapi lakukan kewajiban dengan penuh ketulusan” Selama hampir 39 tahun aku hidup sebagai anaknya, tidak pernah beliau menuntut sesuatu dari masyarakatnya bahkan mengambil sesuatu dari warisan yang ditinggalkan oleh Kakek dan Nenekku yang melimpah, tetapi dengan keringatnya sendiri beliau ingin membesarkan ke 8 anaknya, hingga kerja kerasnya menghasilkan.

Satu lagi pembelajaran berharga yang kupelajari dari beliau adalah, membesarkan anak-anaknya dan menghidupi keluarganya dengan hasil kerjanya walau itu memotong rumput dan menyiram aspal, yang mungkin bagi banyak orang terutam para bangsawan di kotaku, itu hal yang memalukan tapi bagi beliau ini adalah kebahagiaan.

Keteladanan yang diberikan membuat banyak orang kehilangan figur kepemimpinan, baik dilingkungan masyarakat adat, gereja maupun pemerintahan setalah waktu Tuhan tiba untuk beliau menghadap Sang Penciptanya. selama seminggu beliau disemayamkan dirumah yang beliau bangun dengan kekuatan doa menunjukan kepadaku, betapa beliau ada dihati banyak orang.
Kebesaran hatinya yang ditunjukan kepada rahan fam nya menjadi samudra luas nan tenang bagi setiap orang, kasih sayang yang tidak pernah membedakan ditunjukan semasa hidupnya hingga menutup mata dirasakan oleh semua anak-anaknya.


Aku kira aku kuat dalam menghadapi kenyataan ini, ternyata dalam ketegaran yang kutunjukan adalah sebuah kerapuhan yang tidak terlihat. Aku begitu terlihat kuat oleh semua orang dan menjadi aspirasi bagi saudara-saudaraku, namun aku begitu kehilangan.

Aku bertanya, apakah aku sanggup dan bisa seperti ayahku, yang hatinya begitu luas dan lembut serta tangannya begitu ringan untuk menolong, kakinya begitu cepat untuk melangkah menemani bahkan selalau ada waktu bagi mereka yang membutuhkannya.

Banyak harapan rahan fam, tawun ren disampaikan kepadaku, sebagai anak tertua yang menggantikan posisi beliau, sebagai kepala marga. Terasa berat memang, namun kupercaya bahwa kekuatanku adalah keteladanan yang diberikan beliau semasa hidupnya juga amanah-amanah yang ditinggalkan dan terutama Kekuatan Kepercayaan beliau kepada YESUS menginspirasiku untuk terus hadir sebagai orang yang memimpin masyarakat yang dipercayakan Tuhan.
Doaku…Tuhan Yesus, kuatkan aku dalam mengembang amanatMu ini.


Kukenang kembali perjalan hidup ayahku yang telah berpulang ke pangkuan Bapa di Sorga 5 tahun lalu. Perjalanan kehidupanyang terus berlalu tanpa dapat dicegah oleh siapapun, namun lembaran-lembaran kehidupan itu harus ditulis dengan cerita indah bersama TUHAN sehingga mendatangkan sukacita dan kegembiraan bagi setiap anak manusia yang dipercayakan TUHAN untuk ada dibawah kepemimpinan ini.
Perjalanan tahun 2014 akan berakhir dengan semua kenangan, dengan semua kemelut kehidupan yang menghadirkan warna indah, dan kampungku masih terus terpuruk karena kepentingan orang perorang yang berusaha untuk mengambil keuntungan disetiap kesempatan tanpa harus memikirkan bagaimana membangun manusia kampung yang takut akan TUHAN dan hidup dalam tatanan yang telah digariskan secara turun temurun.
Akupun sebagai anak negeri merasa risih melihat semuanya ini, dan membayangkan bagaimana kebesaran hati ayahku dalam merespon setiap pertikaian yang terjadi, bahkan dengan kebesaran hatinya, beliau tidak menginginkan adanya perpecahan diantara kehidupan persaudaraan.
Kini aku ada dipusaran air yang sama, disisi lain aku ditekan oleh kehidupan lingkaran inti keluargaku untuk mengambil sikap dengan cara merebutkan kembali hakku, tetapi disisi lain aku sendiri bercermin dari kehidupan ayahku namun dititik lainnya aku diperhadapkan dengan kepentingan kampungku dan masyarakatnya. Dalam situasi saat ini dimana semua kakakku mulai bereaksi dengan mencari dukungan untuk memimpin kampung, malah Pemangku kepentingan mendesak agar marga Lobwaer harus mengambil alih kepemimpinan yang sudah berada ditangan adik dan kakakku selama 3 generasi.

Tuhan, ditahun 2015 ini, yang aku harapkan adalah jadikan aku menjadi berkat bagi banyak orang untuk kemuliaan TUHAN. Berikan aku hati yang bijaksana sehingga setiap keputusan yang aku buat, terlahir dari hikmat TUHAN yang dapat membangun bukan untuk menghancurkan.
Aku tak sanggup melangkah sendiri, aku butuh ENGKAU ya TUHAN.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berjalan bersama TUHAN - Part 7

Menjadi Manusia BARU Efesua 4 : 17 - 32 Oleh : Ps. Sefnat JD. Lobwaer. Kehidupan yang diberikan oleh TUHAN YESUS sebagai anugerah bagi manus...