Tepatnya tanggal 12 Juli 2009, aku kehilangan orang yang sangat
berharga dalam hidupku, Pria yang memberikan keteladanan hidup yang
menperlihatkan Gambaran Bapa disorga dalam kehidupan kesehariannya.
Orang yang dalam perjalanan hidup menerapkan sebuah prinsip kehidupan
yang begitu mempengaruhi tatanan kehidupan masyrakat yang Tuhan
percayakan kepadanya.
Prinsip “Jangan pernah menuntut hak,
tetapi lakukan kewajiban dengan penuh ketulusan” Selama hampir 39 tahun
aku hidup sebagai anaknya, tidak pernah beliau menuntut sesuatu dari
masyarakatnya bahkan mengambil sesuatu dari warisan yang ditinggalkan
oleh Kakek dan Nenekku yang melimpah, tetapi dengan keringatnya sendiri
beliau ingin membesarkan ke 8 anaknya, hingga kerja kerasnya
menghasilkan.
Satu lagi pembelajaran berharga yang kupelajari dari beliau adalah,
membesarkan anak-anaknya dan menghidupi keluarganya dengan hasil
kerjanya walau itu memotong rumput dan menyiram aspal, yang mungkin bagi
banyak orang terutam para bangsawan di kotaku, itu hal yang memalukan
tapi bagi beliau ini adalah kebahagiaan.
Keteladanan yang diberikan membuat
banyak orang kehilangan figur kepemimpinan, baik dilingkungan masyarakat
adat, gereja maupun pemerintahan setalah waktu Tuhan tiba untuk beliau
menghadap Sang Penciptanya. selama seminggu beliau disemayamkan dirumah
yang beliau bangun dengan kekuatan doa menunjukan kepadaku, betapa
beliau ada dihati banyak orang.
Kebesaran hatinya yang ditunjukan kepada rahan fam nya menjadi samudra
luas nan tenang bagi setiap orang, kasih sayang yang tidak pernah
membedakan ditunjukan semasa hidupnya hingga menutup mata dirasakan oleh
semua anak-anaknya.
Aku kira aku kuat dalam menghadapi kenyataan ini, ternyata dalam
ketegaran yang kutunjukan adalah sebuah kerapuhan yang tidak terlihat.
Aku begitu terlihat kuat oleh semua orang dan menjadi aspirasi bagi
saudara-saudaraku, namun aku begitu kehilangan.
Aku bertanya, apakah aku sanggup dan
bisa seperti ayahku, yang hatinya begitu luas dan lembut serta tangannya
begitu ringan untuk menolong, kakinya begitu cepat untuk melangkah
menemani bahkan selalau ada waktu bagi mereka yang membutuhkannya.
Banyak harapan rahan fam, tawun ren disampaikan kepadaku, sebagai anak
tertua yang menggantikan posisi beliau, sebagai kepala marga. Terasa
berat memang, namun kupercaya bahwa kekuatanku adalah keteladanan yang
diberikan beliau semasa hidupnya juga amanah-amanah yang ditinggalkan
dan terutama Kekuatan Kepercayaan beliau kepada YESUS menginspirasiku
untuk terus hadir sebagai orang yang memimpin masyarakat yang
dipercayakan Tuhan.
Doaku…Tuhan Yesus, kuatkan aku dalam mengembang amanatMu ini.
Kukenang kembali perjalan hidup ayahku yang telah berpulang ke
pangkuan Bapa di Sorga 5 tahun lalu. Perjalanan kehidupanyang terus
berlalu tanpa dapat dicegah oleh siapapun, namun lembaran-lembaran
kehidupan itu harus ditulis dengan cerita indah bersama TUHAN sehingga
mendatangkan sukacita dan kegembiraan bagi setiap anak manusia yang
dipercayakan TUHAN untuk ada dibawah kepemimpinan ini.
Perjalanan tahun 2014 akan berakhir dengan semua kenangan, dengan
semua kemelut kehidupan yang menghadirkan warna indah, dan kampungku
masih terus terpuruk karena kepentingan orang perorang yang berusaha
untuk mengambil keuntungan disetiap kesempatan tanpa harus memikirkan
bagaimana membangun manusia kampung yang takut akan TUHAN dan hidup
dalam tatanan yang telah digariskan secara turun temurun.
Akupun sebagai anak negeri merasa risih melihat semuanya ini, dan
membayangkan bagaimana kebesaran hati ayahku dalam merespon setiap
pertikaian yang terjadi, bahkan dengan kebesaran hatinya, beliau tidak
menginginkan adanya perpecahan diantara kehidupan persaudaraan.
Kini aku ada dipusaran air yang sama, disisi lain aku ditekan oleh
kehidupan lingkaran inti keluargaku untuk mengambil sikap dengan cara
merebutkan kembali hakku, tetapi disisi lain aku sendiri bercermin dari
kehidupan ayahku namun dititik lainnya aku diperhadapkan dengan
kepentingan kampungku dan masyarakatnya. Dalam situasi saat ini dimana
semua kakakku mulai bereaksi dengan mencari dukungan untuk memimpin
kampung, malah Pemangku kepentingan mendesak agar marga Lobwaer harus
mengambil alih kepemimpinan yang sudah berada ditangan adik dan kakakku
selama 3 generasi.
Tuhan, ditahun 2015 ini, yang aku harapkan adalah jadikan aku menjadi
berkat bagi banyak orang untuk kemuliaan TUHAN. Berikan aku hati yang
bijaksana sehingga setiap keputusan yang aku buat, terlahir dari hikmat
TUHAN yang dapat membangun bukan untuk menghancurkan.
Aku tak sanggup melangkah sendiri, aku butuh ENGKAU ya TUHAN.
Selasa, 30 Desember 2014
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Berjalan bersama TUHAN - Part 7
Menjadi Manusia BARU Efesua 4 : 17 - 32 Oleh : Ps. Sefnat JD. Lobwaer. Kehidupan yang diberikan oleh TUHAN YESUS sebagai anugerah bagi manus...
-
Sungai Lobwaer di masa lalu berada di Wilayah Kerajaan LOBWAER namun kini berada di wilayah pemerintahan Desa Ad Ohoivit Mel ohoiru, Keca...
-
Ø Dari DOFIT II LOBWAER sampai kepada Generasi yang dipindahkan ke Renuw; 1 Generasi. Ø Dari DOFIT II LOBWAER sampai kepada G...
-
Dua belas tahun berkecimpung dengan dunia HIV, mendampingi Orang yang terinfeksi dalam Bimbingan Rohani dan Konseling Paliatif, menyiapka...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar