Kamis, 01 Januari 2015

Dimanakah Kita

Merauke 2 Januari 2015. Saat ini, ada banyak persoalan sosial yang muncul. Survei Perilaku Seksual yang dilakukan dikalangan Pelajar SMP dan SMA se Kota Merauke cukup mengkuatirkan bagi para aktrivis penanggulangan HIV dan AIDS. 8,1% Remaja Sekolah dari 1076 respondent atau 87 Pelajar mengaku telah melakukan hubungan seks pada umur 12 tahun, 34,48 % dari 87 Pelajar memiliki Pasangan Sek lebih dari 1 orang, artinya melakukan hubungan seks berganti pasangan.
Namun hal yang memprihatinkan bahwa Gereja tidak mau melihat ini sebagai masalah kehidupan yang harus ditanggapi dengan serius. Masalah seks sangat tabu untuk dibahas dikalangan pemuda dan remaja gereja karena bersentuhan dengan masaslah kudus dan tidak kudus, moral dan tidak moral, pantas dan tidak pantas. Namun gereja lupa bahwa yang melakukan hubungan seks diluar nikah ini adalah remaja dan pemuda gereja.
Sadar atau tidak Gereja merupakan tempat informasi yang paling benar tentangan Seks dan seksualitas itu sendiri, karena manusia di ciptakan perempuan dan laki-laki dan diperintahkan beranak cucu penuhi bumi.

Pada saat gereja tidak memberikan informasi yang benar maka remaja gereja akan mendapat informasi yang salah dari lingkungan, hal ini diperburuk dengan ketidak mampuan orang tua dalam mengkomunikasikan kesehatan reproduksi bagi anak-anak mereka dengan benar. Remaja kehilangan tempat yang tepat bagi mereka bertanya.
Kebanyaka dari kita pemimpin gereja hanya mau bersentuhan dengan masalah yang dibatasi oleh tembok bangunan gereja kita, banyak dana, daya dan doa dihabiskan untuk membangun tembok gereja dan bagi kita urusan diluar gereja adalah urusan para birokrat, kita kudus.
Kita lupa bahwa dibalik tembok gereja, kita dibangun dan diluar tembok gereja kita berbuah dan bersaksi bagi kemulian Tuhan dan kebaikan sesama.

Fakta menunjukan bahwa 12 Provinsi telah melaporkan kasus kekerasan seksual terhadap anak di dunia pendidikan mulai dari Play Group sampai pada tingkat SMA/SMK, 11 Provinsi juga telah melaporkan kasus kekerasan seksual terhadap anak yang dilakukan oleh keluarga terdekat (insest) dan semua provinsi telah melaporkan kasus kekerasan seksual terhadap anak.
Sejak Januari 2014 s/d April 2014, KPAI melaporkan bahwa kekerasan seksual pada anak meningkat 60% dari tahun 2013 pada periode yang sama.
Laporan KOMNAS Perlindungan Anak terkait perilaku seksual Remaja SMP dan SMU
›93,7% Pernah ciuman, peting dan oral seks
›62,7% Remaja SMP tidak perawan
›21,2% Remaja SMU pernah aborsi
›97%     Pernah nonton Film Porno

Merujuk pada data-data diatas maka dapat kita lihat bahwa dua lembaga yang seharusnya
menjadi tempat aman dan nyaman bagi anak yaitu rumah dan sekolah sudah tidak
kondusif lagi bagi anak, fenomena ini seharusnya menjadi sinyal kuat bagi Gereja untuk
mengambil peran penting dalam dalam pendidikan seksual dan reproduksi bagi orang
muda.
 
Gereja seharusnya menjadi solusi bagi persoalan sosial yang ada di sekitar gereja, hasil penelitian Wahana Visi Indonesia tahun 2010 terhadap perilaku seksual remaja menunjukan bahwa tidak ada korolasi tegas rajin beribadah dengan aktifitas seksual pra nikah. Banya remaja yang mengaku rajin beribadah sesuai dengan tuntutan agamanya namun kenyataannya bahwa mereka juga aktif dalam melakukan hubungan seksual pranikah.
Dalam konseling, ditemukan hal yang sama dengan hasil penilitian tersebut. Hal ini disebabkan karena lembaga Agama di dalamnya ada Gereja tidak pernah memberikan pelajaran seksual bagi remaja.
Informasi seksual (kalau tidak mau dikatakan sebagai Pendidikan Kesehatan Seksual dan Reproduksi) disampaikan pada saat proses konseling pranikah sehingga pemahaman kesehatan seksual dan reproduksi remaja yang tepat dan benar sangat rendah bahkan tidak ada yang mengakibatkan remaja mencari informasi diluar yang kemudian menjerumuskan dirinya pada hubungan seks pra nikah.
Memang kesalahan tidak sepenuhnya ada pada lembaga Agama (Gereja) karena ada banyak faktor pemicu lainnya seorang remaja melakukan hubungan seks pra nikah, namun saat Gereja tidak menyuarakan kebenaran seksual yang Alkitabiah maka Gereja secara tidak langsung melakukan pembiaran bagi remaja, bahkan mungkin menghilangkan hak anak remaja untuk mendapatkan pendidikan yang benar tentang Kesehatan Seksual dan Reproduksi.

Saatnya Gereja tampil sebagai jawaban dari persoalan ini, keluar dari rasa aman Gereja dan berani mengajarkan tentang Kesehatan Seksual dan Kesehatan Reproduksi sesuai dengan ilimu Kesehatan dan Alkitabih sehingga seorang remaja memiliki pemahaman yang benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berjalan bersama TUHAN - Part 7

Menjadi Manusia BARU Efesua 4 : 17 - 32 Oleh : Ps. Sefnat JD. Lobwaer. Kehidupan yang diberikan oleh TUHAN YESUS sebagai anugerah bagi manus...