Minggu, 23 Agustus 2020

Kemurnia HATI - Part 9

Tuhan Yesus BERDUKA & MARAH

Markus 3 : 1 - 6

Oleh: Ps. Sefnat JD. Lobwaer

 

Berusahalah untuk kehidupan kita menjadi berkat bagi semua orang, tetapi ingat bahwa tidak semua orang menyukai apa yang kita lakukan untuk memberkati orang lain.

 

Ada 3 CIRI kehidupan manusia yang akan kita pelajari dari Perikop Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat yang membuat Tuhan Yesus BERDUKA & MARAH

 

Markus 3:2 (TB)  Mereka mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang itu pada hari Sabat, supaya mereka dapat mempersalahkan Dia.

1. Mencari Kesalahan

Pengamatan yang dilakukan bukan untuk mengambil keteladan positif sebagai agen perubahan, tetapi berusaha mencari kesalahan orang, sekalipun hal itu merupakan perbuatan MEMANUSIAKAN MANUSIA.

 

Terkadang perbuatan baik kita dianggap salah karena pandangan NORMA yang terbangun di MASYARAKAT lalu dibungkus manis dengan dalil ETIKA.

 

Markus 3:2 (BIMK)  Di situ ada orang-orang yang mau mencari kesalahan Yesus, supaya bisa mengadukan Dia. Jadi mereka terus memperhatikan Dia apakah Ia akan menyembuhkan orang pada hari Sabat.

Fakta adalah PERBUATAN KEMANUSIAAN, yang menjawab kebutuhan manusia - hak kesehatan, namun perbuatan ini nampak salah dimata orang FARISI.

Kenapa?

Karena disejajarkan dengan NORMA SOSIAL RELIGIUS pada saat itu - yaitu HARI SABAT.

 

Terkadang dalam kehidupan bermasyarakat, ada orang-orang yang menyampingkan nilai-nilai kemanusiaan untuk mendapatkan (1) saja kesalahan kita.

 

Pengaplikasian NORMA tanpa mempertimbangkan unsur KEMANUSIA dalam menjawab hak kemanusiaan, membuat kita KEHILANGAN KEPEKAAN SOSIAL sehingga yang ada adalah mencari kesalahan orang lain dan dapat menjadikannya sebagai bahan aduan (laporan) pelanggaran norma maupun etika.

 

Markus 3:4 (TB)  Kemudian kata-Nya kepada mereka: "Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?" Tetapi mereka itu diam saja.

2. Penerapan STANDAR GANDA.

Lukas 14:5 (TB)  Kemudian Ia berkata kepada mereka: "Siapakah di antara kamu yang tidak segera menarik ke luar anaknya atau lembunya kalau terperosok ke dalam sebuah sumur, meskipun pada hari Sabat?"

Penerapan standar ganda terkadang kita temukan dalam kehidupan keseharian kita, bahkan di dalam organisasi gereja.

Berusaha menerapkan aturan yang satu untuk orang lain dan menyampingkan aturan yang satu untuk mengamankan posisi kita.

 

Aturan tidak pernah berlaku standar ganda.

Hukum (aturan) adalah PEMBAHARU SOSIAL, karena itu dalam tatanannya selalu absolut namun memiliki NILAI KEMANUSIAAN.

Terkadang dalam menjawab pemenuhan hak hidup manusia, kita dituntut untuk keluar dari kebiasaan atau kelasiman.

 

Yesus melakukan itu.

Bukan karena YESUS tahu bahwa ada standar ganda dalam penerapan hukum atau norma atau etika dalam kehidupan masyakarat terutama bagi para pemuka agama (orang Farisi), tetapi yang Yesus kedepankan adalah HAK HIDUP MANUSIA - NILAI KEMANUSIAAN.

 

"Manakah yang diperboleh........, berbuat baik atau........"

Keberanian ini terkadang merupakan ancaman bagi orang-orang yang selama ini menganggap bahwa merekalah ukuran norma dan etika berkehidupan itu.

 

Markus 3:6 (TB)  Lalu keluarlah orang-orang Farisi dan segera bersekongkol dengan orang-orang Herodian untuk membunuh Dia.

3. Persekongkolan JAHAT

¹Mencari kesalahan - mengumpulkan fakta, ²mensejajarkan dengan standar etika atau norma atau hukum - Penerapan Standar Ganda, ³melakukan persekongkolan; merupakan piramida dari seseorang atau kelompok yang tidak menyukai seseorang atau kelompok tertentu dengan TUJUAN yang JELAS yakni PEMBUNUHAN (Pembunuhan Karakter, Pembunuhan Karunia, Pembunuhan Ekonomi bahkan mungkin Pembunuhan Fisik)

 

Apakah kita tidak boleh mencari fakta, mengkaitkan dengan hukum dan membangun kemitraan? Jawabannya sangat boleh tetapi standar ukuran kita adalah MOTIVASI dibalik semuanya itu. Apakah ini pekerjaan yang lahir dari KEMURNIAN HATI atau kesempatan untuk menjatuhkan seseorang.

 

Markus 3:5 (TB)  Ia berdukacita karena kedegilan mereka dan dengan marah Ia memandang sekeliling-Nya kepada mereka lalu Ia berkata kepada orang itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Dan ia mengulurkannya, maka sembuhlah tangannya itu.

Tuhan Yesus akan berurusan serius dengan karakter orang-orang seperti di atas.

 

Tuhan Yesus berdukacita dan marah karena kedegilan hati yang ditunjukan manusia melalui:

¹ Suka mencari kesalahan orang lain,

² Menerapkan Standar Ganda, dan

³ Bersekongkol dalam kejahatan.

 

Pertanyaan refleksi.

Dimanakah posisi kita?

  1. Sebagai orang yang melakukan kebaikan ataukah
  2. Sebagai orang yang masuk dalam bilangan Kaum Farisi.

 

Semoga kita bukan orang yang masuk kategori kelompok ke (2) tetapi kita berada di kategori kelompok (1).

 

Jika kita berada ke kelompok (1), maka janganlah kita membenci dan sakit hati tatkala dalam perjalanan kehidupan kita ada banyak bilangan kelompok (2) yang berusaha menghancurkan kita. Dan jika kita berada pada bilangan kelompok (2), mari kita bertobat dan memulai sesuatu yang baru bersama dengan TUHAN dalam kemurnian hati.

 

Kemurnian hati akan menjaga kita; karena saatnya semua yang kita kerjakan di muka bumi ini akan dibuka secara terang benderang dalam penghakiman TUHAN.

 

Hidup ini bukan untuk mencari kesalahan orang lain, tapi MENJADI BERKAT bagi SEMUA ORANG.

 

Tuhan Yesus memberkati.

Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berjalan bersama TUHAN - Part 7

Menjadi Manusia BARU Efesua 4 : 17 - 32 Oleh : Ps. Sefnat JD. Lobwaer. Kehidupan yang diberikan oleh TUHAN YESUS sebagai anugerah bagi manus...